28 Oktober 2011

PKL Sumbang 50 Persen Pengusaha di Indonesia

(APKLI KOTA MATARAM) Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha di Kementerian Koperasi dan UKM RI, Neddy Rafinaldy Halim mengatakan, saat ini jumlah pengusaha mikro yang ada dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia mencapai 53,1 juta orang. Berdasarkan data Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) menyebutkan, jumlah PKL yang ada di Indonesia sebanyak 22,9 juta orang. Ini artinya, hampir 50 persen pengusaha mikro di negeri ini merupakan pengusaha yang bergerak di sektor PKL.


" Rata-rata aset yang dimiliki PKL sekitar Rp 50 juta dan omzet penjualan sebesar Rp 100 juta hingga Rp 1 milyar per tahun. Sehingga, keberadaan PKL sangat membantu dalam menopang roda perekonomian dan pembangunan. Ia pun sepakat, dengan kebijakan yang diterapkan Pemkot Mataram, yang tidak menggusur lapak PKL. Namun, PKL harus ditata agar terhindar dari kesan buruk yang muncul belakangan ini yakni tak tertib, kumuh dan mengganggu marka jalan," kata Neddy, pada peresmian lapak PKL di jalan Peresean, Mataram Selasa (11/10)

Menurut Neddy, PKL seharusnya berbangga diri karena mendapat perhatian khusus dari tiga Kementerian. Bahkan, di Kementerian Dalam Negeri sedang menyiapkan satu peraturan yang mewajibkan Pemda menyiapkan satu kawasan khusus PKL. Nantinya, peraturan menteri ini ditindak lanjuti dengan peraturan daerah.

Sebelumnya, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh dalam sambutannya mengatakan, terdapat 32 titik PKL yang ada di Kota Mataram. Namun dari 32 titik tersebut, baru satu titik yakni di jalan Peresean yang mendapat perhatian khusus, dengan dilakukan penataan lapak dagangnya. Ahyar pun berharap, ada lagi peran BUMN atau swasta yang melakukan penataan lapak PKL seperti di jalan Peresean ini.

Ketua Partai Golkar kota ini menegaskan, selama ini Pemkot Mataram tidak pernah melakukan penggusuran pada PKL. Yang dilakukan adalah, penataan agar terlihat indah dan nyaman. Ahyar juga mengingatkan PKL yang menempati lapak baru di jalan Peresean, agar tetap menjaga dan memelihara lapak dagangan yang telah diberikan pemerintah
44 Unit Lapak PKL di Resmikan Bersama

(APKLI KOTA MATARAM). Secara bersama-sama Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi UKM Drs. Neddy Rafinaldy Halim,MS, Direktur Dagang Kecil dan Menengah dan Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Drs.Suharto,MM, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Keuangan Kementerian Dalam Negeri Drs.Musyrif Suawardi,HN,MM, Assiten II Setda Provinsi NTB HM.Nur Asikin Amin dan Walikota Mataram H.Ahyar Abduh memukul bedug di rangkai dengan Penandatangnan Prasasti dan pemotongan pita sebagai tanda diresmikannya Penataan Lokasi 44 unit PKL (Pedagang Kreatif Lapangan) di Jalan Presean Mataram depan RSU provinsi NTB. Selasa (11\10)

Walikota Mataram H.Ahyar Abduh dalam sambutannya mengatakan penataan lokasi PKL ini akan menjadi contoh bagi penataan lokasi PKL di tempat lain di kota mataram, saat ini masih tersisa 31 titik lokasi yang belum tertata secara maksimal.

“Image PKL terkesan buruk,kumuh dan kotor serta banyak masalah akan mampu kita hilangkan jika bersama-sama mau membangun dan menata PKL, bahkan menjadi wirausaha hingga menjadi pengusaha yang memiliki omzet tinggi”. Ujarnya.

Lanjut Ahyar Abduh, Pemerintah Kota Mataram telah berkomitmen tidak akan menggusur PKL, melainkan melakukan penataan dengan memberikan solusi lahan terlebih dahulu. walaupun Bandara Selaparang telah pindah namun Kota Mataram tetap menarik menjadi tempat untuk berinvestasi.

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi UKM Drs. Neddy Rafinaldy Halim,MS yang mewakili Menteri Koperasi menyambut gembira rangkaian sinergi kebersamaan dalam memberdayakan PKL, tidak hanya di Mataram tapi juga di seluruh indonesia.

Mengacu data APKLI, Neddy Rafinaldy Halim menegaskan jumlah PKL 22.9 juta tersebar di seluruh indonesia, sementara data BPS dari kementerian ada 53.8 juta pelaku usaha mikro kecil menengah seluruh indonesia, terdiri dari 53.1 usaha berskala mikro yang memiliki aset sampai 50 juta dengan omzet maksimal 300 juta selama 1 tahun.

“ Kalau ada pernyataan 22,6 juta adalah PKL (Pedagang Kreatif Lapangan) maka sesungguhnya pengusaha-pengusaha kecil di indonesia itu, 50% adalah di sumbang oleh PKL”. Kata Neddy

Neddy sepakat dengan pernyataan Walikota Mataram, agar tidak menggusur PKl namun di berdayakan dan di tata, ini juga sesuai dengan rencana menteri dalam negeri akan membuat permendagri yang meminta pemerintah daerah menetapkan lokasi-lokasi atau kawasan khusus di daerah di peruntukkan untuk PKL

Peresmian 44 unit lapak PKL di jalan Peresian ini di rangkai dengan penyerahan bantuan sebesar 50 juta kepada Koperasi Wanita Anjani Kota Mataram dari Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi UKM Drs. Neddy Rafinaldy Halim,MS dan penyerahan Gerobak secara simbolis oleh Asisten II Setda NTB HM.Nur Asikin Amin Kepada Walikota Mataram sebanyak 50 unit Gerobak. Sementara hadir dalam acara ini adalah 30 orang dari 3 rombongan Kementerian, Wakil Walikota Mataram H.Mohan Roliskana, Kadiskop UMKM NTB Ir.H.Moh.Rusdi,MM,Ketua DPRD Kota Mataram, seluruh SKPD ,Camat,Lurah Se Kota Mataram. (Abdi)

27 Oktober 2011

Wakil Wali Kota Janji Tak akan Gusur PKL

Mataram (APKLI KOTA MATARAM) -
Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana berjanji, Pemkot Mataram tidak akan pernah melakukan penggusuran terhadap PKL di kota ini. Sebaliknya, mereka akan ditata sedemikian rupa sehingga tidak mengganggukeindahan kota. Hal itu disampaikan Mohan di saat menutup Diklat Manajemen Bisnis Kuliner bagi PKL di Kota Mataram di Hotel Lombok Raya, Sabtu (8/10).

Pada bagian lain, Mohan meminta kepada 50 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sudah mengikuti Pendidikan dan Latihan (Diklat) Manajemen Bisnis Kuliner mampu menjadi PKL yang lebih professional. Baik dalam memberikan pelayanan maupun pengemasan sebagai bentuk implementasi dari Diklat yang telah diikuti selama empat hari.

Menjadi PKL professional, kata Mohan, sangat penting di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner saat ini. Tentunya persaingan yang sehat. Hal itu tentu dipengaruhi oleh faktor kondisi Kota Mataram yang cukup kondusif sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap pengunjung yang datang. “Diklat inilah menjadi salah satu upaya mempersiapkan diri menciptakan persaingan sehat,” ujarnya.

Terkait dengan itu, Wakil Wali Kota sangat berterimaksih dan berharap ke depan Pemerintah pusat dapat memberikan dukungannya dalam bentuk lain sebagai tindak lanjut dari Diklat tersebut. Misalnya dalam bidang fisik yang dibarengi dengan pemberdayaan sumber daya manusi (SDM) serta kemasan. “Kendati PKL di Kota Mataram semakin marak, namun Pemkot Mataram menyatakan tidak akan pernah melakukan penggusuran PKL, sebaliknya dilakukan penataan-penataan agar tidak mengganggu kenyamaan serta keindahan di Kota Mataram,” tambahnya.

Kepala Pusat Diklat Kementerian Perdagangan Ir. Rahayubudi berjanji akan datang kembali ke Kota Mataram untuk melakukan pembinaan lebih lanjut. Namun, sebelum menentukan program yang akan diberikan terhadap para PKL, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan evaluasi terhadap apa yang menjadi kebutuhan pembinaan mendesak PKL. “Pembinaan lanjutan bagi PKL di Kota Mataram tampaknya akan lebih mudah, karena mendapat dukungan penuh dari Kepala Daerah serta SKPD terkait,” ujarnya.

Kegiatan penutupan Diklat ditandai dengan pelepasan tanda peserta oleh Wakil Walikota serta pemberian sertifikat bagi 50 peserta secara simbolis. Sekedar mengingatkan 50 PKL tersebut merupakan PKL di Jalan Veteran, Jalan Peresean dan Jalan Gebyar yang saat ini lapak mereka sedang ditata dan direncanakan akan diresmikan pada Selasa (11/10) besok

Kota Mataram Sebagai Pilot Project Penataan PKL

Pedagang Kaki Lima (PKL) atau yang disebut juga Pedagang Kreatif Lapangan, di Kota Mataram telah menjadi sorotan dan perhatian serius terutama dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) sebagai payung Lembaga yang menaungi keberadaan PKL.


Dengan berbgai persoalan yang dialami pedagang kreatif lapangan ini, APKLI telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk mengelola keberadaan PKL di Kota Mataram. Saat ini APKLI sedang melakukan pembenahan untuk menata dan mengembangkan peran PKL dalam percepatan perekonomian perkotaan.

Karena selama ini PKL diketahui telah mampu mengatasi krisis ekonomi dan keuangan, serta mampu memberikan kontribusi terciptanya lapangan pekerjaan. Sehingga oleh Pemerintah Pusat baru-baru ini telah ditandatnganinya nota kesepahaman antara Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Mentri Koperasi dan UKM, dalam memberikan solusi yang terbaik bagi PKL untuk bisa lebih kreatif dalam usahanya.

Dengan program penataan yang baik dan memberikan tempat yang layak, diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan menguntungkan bagi semua pihak, baik pemerintah dan PKL khususnya, sehingga mampu meningkatkan usaha mandiri dan dapat mengisi entrepreneur pengusaha mandiri di indonesia yang jumlahnya hanya 0,24 persen.

Melalui APKLI Kota Mataram dengan upaya dan program yang telah dan akan berjalan, salah satunya yaitu dengan terpilihnya Kota Mataram dari empat kota yang terpilih untuk mewakili kota se Indonesia sebagai ‘Pilot Project’ program penataan Pedagang Kreatif Lapangan oleh pemerintah pusat dengan adanya penandatangan kesepahaman tiga menteri tersebut, bekerjasama dengan perusahaan swasta yaitu Sosro Indonesia, akan membangun dan melakukan penataan renovasi terhadap lapak PKL yang ada di 32 titik di Kota Mataram.

“APKLI Kota Mataram telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Mataram melalui program pemerintah pusat yang bekerjasama dengan Perusahaan Sosro, untuk dijadikan Kota Mataram sebagai Pilot Project, yang peresmiannya oleh tiga menteri yaitu Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Koperasi dan UKM, dalam waktu dekat ini” ungkap M Nur Rahmat, Ketua APKLI Kota Mataram, pada acara rapat formal sosialisasi serapan dana KUR dari Bank yang dihadiri Direktur M2BC Kota Mataram, perwakilan dari Dinas Koperasi Kota Mataram dan dari 15 Koperasi se Kota Mataram, bertempat di Balatkop Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB (21/6/2011).

Dalam acara itu, Direktur Mataram Micro Business Centre (M2BC), M. Irwan Prasetya menjelaskan, dengan telah dilakukannya lobi terhadap beberapa beberapa Bank BUMN yaitu Bank BTN, BRI, Mandiri, BNI, untuk tingkat serapan penyaluran dana KUR pada bank BUMN tersebut di Mataram, guna menindaklanjuti programnya, salah satunya untuk pembangunan renovasi dan penataan lapak PKL di Kota Mataram, yang akan disalurkan melalui 15 koperasi terpilih yang ada di Kota Mataram.

Dan dalam waktu dekat kerjasama antara M2BC, 15 Koperasi terpilih dan Dinas Koperasi dan UKM akan menandatangani MoU kerjasama, untuk menjalankan program penyaluran dana BUMN tersebut kepada Pedagang Kreatif Lapangan yang ada di Kota Mataram melalui 15 Koperasi terpilih.

Dalam kesempatan itu juga, pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Mataram menyatakan dukungannya atas program itu, sebagai mediasi untuk lebih memudahkan dalam realisasi dana BUMN tersebut.

Hal ini juga merupakan program Pemerintah Kota Mataram untuk menciptakan wirausaha baru melalui program-program yang akan dijalankan oleh M2BC sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota. Dan ini oleh Ketua APKLI Kota Mataram menjadi solusi penanganan terhadap masalah PKL selama ini